Rasa Nomer 29
Sudah tiga hari kau mendiamkanku, itu artinya ada yang salah denganku atau bisa jadi ada yang salah denganmu (maksutku, kau memang sedang ingin diam). Aku juga jadi enggan untuk memulai percakapan, setelah genap 28 kali kau cuek-cuek saja saat kuajak bicara (ya, aku menghitungnya. sejak kusadari tiga kali ajakanku berbicara kau abaikan). Aku sering bingung dengan tingkah lakumu, tapi aku tak ambil pusing. Banyak hal yang sudah membuatku pusing, aku tak mau menambah lagi dengan yang lainnya. Kuputuskan untuk menulis sepucuk surat untukmu. Karena pesan pendek sudah tidak ada artinya lagi dalam hubungan kita. Aku mengirim surat esok paginya lengkap dengan perangko kilat, walaupun kita berdekatan aku sengaja menggunakan perangko kilat. Kalau kau cerdas, kau akan mengerti bahwa betapa ini menjadi suatu simbol keistimewaanmu untukku. Aku menunggu, lama. Sejak surat itu kukirim, aku tak pernah lagi melihatmu. Aku jadi berpikir apakah penyebab menghilangmu adalah karena suratku? atau suratku s...