Rasa Nomor 125
![Gambar](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtcCzoMoOPMx2n45NGYf4KqsscowClxcaxayK-JSuK3Eygy7uAL30Hm-Z8DC3NT0KugzAhIrpygKNEfM2PZC1IpB9yUxNnLyn5KhgaQYOze83ollZ6myVkUVtIiKxGlAV36JzcojOHDdBD/s320/IMG_20140724_180549.jpg)
[distraksi] Kopi dalam cangkir ukuran 150 mililiter, enam iris pisang goreng, es jeruk dan nasi telur. *** Belum lama duduk, televisi di dinding warung kopi yang saya singgahi mengeluarkan suara adzan. Maghrib tiba, saya membatin. Orang di seberang telepon masih menceritakan beberapa hal, sementara saya mendengar sambil sesekali mengunyah makanan, menyelingi dengan minum perasan jeruk nipis yang 15 menit lalu saya pesan. Kadang-kadang, atau seringkali saya merasa terlalu banyak memikirkan hal-hal di luar kekuasaan saya lantas malah melupakan apa-apa yang di dalam kekuasaan saya. Seperti makan, atau membawa payung sebagai jaga-jaga kalau hujan di tengah jalan. Alih-alih memikirkan diri sendiri, saya memikirkan hal lain; apakah orang lain baik-baik saja, bagaimana si A melakoni hidupnya setelah bercerita tentang kesedihannya pekan lalu. Atau sudahkah perasaan kawan karib saya itu membaik, atau, apakah menjadi keputusan paling baik bagi induk kucing yang memilih untuk meningg...