Rileks
Seorang kawan memberi saya masker, bentuknya kertas menyerupai wajah dengan lubang di bagian mata dan mulut. Ini supaya rileks, kata dia. Setelah menggunakan masker, saya keramas pada empat subuh, dengan shampoo stroberi dan, hair-lotion wangi stroberi. Sebelumnya, saat menggunakan masker pemberian kawan saya itu, saya rebahan sembari membaca dan, setelah saya pikir-pikir ini bukanlah kegiatan yang rileks. Karena kepala rupanya masih terasa berat, pikiran kian sesak lalu pundak seperti memanggul sekarung beras. Sempat terbesit tanya, apa saya salah memilih bahan bacaan? Tapi mungkin tidak. Saya ingin segera pulang. Yameski, akan tambah tidak rileks mungkin. Soal rileks, rupanya cara masing-masing orang berbeda. Mestinya saya menyadari ini sejak awal. Yang sebelumnya saya pahami, rileks bagi saya adalah jalan kaki menyusuri jalur pedestrian, duduk di taman, lari sore, menonton pertunjukan atau, berbicara dengan orang-orang tertentu. Yang terakhir, di beberapa titik di...