Rasa 99
Ia tentu tahu. Lari duluan
sekencang-kencangnya memang akan membuatnya lekas sampai. Meninggalkan satu
hal, menuju hal lainnya. Berpindah. Namun ia juga tahu bahwa selesai tak dapat
dicapai hanya dengan berlari. Bahkan, oleh pelari yang ikut lomba lari Agustusan
sekalipun.
Sekencang dan sejauh apapun
berlari, takkan membuatnya begitu saja sampai, apalagi ke tujuan. Sebelumnya ia
harus tahu, jalur mana yang harus dilewati. Dan yang penting, barangkali, apa
yang dituju. Jika sudah begitu,lari bisa jadi piranti mencapai selesai.
Meski ia tahu tak ada yang
benar-benar selesai hanya dengan berlari, lari, nyatanya selalu muncul dalam
daftar pilihannya. Memang bukan untuk menyelesaikan, kata dia. Lucunya, ketika kutanya, ia menjawab tak tahu untuk
apa.
Apa sebaiknya, tak usah berlari,
jalan-jalan saja, ke atap rumah yang basah. Ke arah angin yang tak kedengaran. Ke
cahaya dari genteng berlubang. Sore ini, kutemui ia bicara sendirian.
Komentar
Posting Komentar