Setelah Astrologi

“Sepertinya kita akan sering berbeda pandang.”

Sebetulnya ingin sekali aku jelaskan padamu, bahwa sebelumnya aku pernah mengenal lelaki yang nyaris sepertimu. Dan, menjalani hubungan yang menyenangkan meski dengan beberapa kali pertengkaran. Setelah itu memang kandas. Bukan karena banyak yang kami pertentangkan, kukira ini hanya soal salah satu dari kami sudah tak tahan.

Tapi kuakui, laki-laki yang sepertimu itu membuatku menjadi perempuan yang, sedikit mau mengalah. Aku mengerem ucapan—yang kupikir tak perlu-perlu amat—ketika ia mulai menjelaskan apa-apa yang ada di otaknya. Ada bara di kedua matanya, sama seperti saat kau mengisahkan penulis yang bukunya baru saja kau beli. Aku tetap mendengarnya kendati pendapatku sesungguhnya, aku bosan dengan cara penulis itu bercerita. Aku kadung terpikat dengan bara di sepasang mata. Barangkali kukira karena seolah ia memberiku nyala.

Malam itu aku tak menjelaskan padamu. Boleh jadi kau betul. Tapi memangnya kenapa kalau nantinya kita sering berbeda pandang? Kupikir kau bukan laki-laki yang jerih akan pertentangan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Teng-Tong Family!

What is The Most Important Question Human Being Must Answer

MUTEB.