Patah Hati
Malam ini saya merasa bersalah sekaligus remuk hati. Entah apa hubungan langsung dengan saya, tapi ada yang growong setelah menggenapi hari ini. Mulanya dari kabar tentang Tuti Tursilawati. Melalui pesan singkat saya beroleh berita, buruh migran perempuan itu dipancung pada Senin 29 Oktober 2018 pukul 7 pagi waktu Saudi. Hakim di persidangan Saudi memutus Tuti bersalah karena tuduhan pembunuhan berencana. Dalam sistem hukum di negara itu, pembunuhan berencana masuk jenis had ghillah, kejahatan yang tak bisa dimaafkan oleh siapapun. Karena itu, ia divonis mati. Tuti, saat proses pemeriksaan, mengakui bila ia membunuh ayah majikannya. Tapi yang diabaikan hakim Saudi, pembunuhan terjadi karena Tuti membela diri. Ia, hendak diperkosa. Sebelum itu, ia juga dilecehkan berkali-kali. Saya, tak pernah tahu bagaimana kelak akan mati. Tapi memang ada beberapa manusia yang tahu cara-cara mereka mati. Selayaknya kakidashi pada salah satu cerpen Yusi: Maut itu rahasia. Tapi tidak selalu begitu...