Setiap manusia, tiap-tiap jiwa yang saya temui punya versi cerita masing-masing. Dan, tiap-tiap diri punya kuasa untuk mengedit cerita sesuai kebutuhan, sesuai kepentingan. Karena itu, tak ada alasan bagi saya untuk betul-betul percaya pada sebuah cerita, satu kisah, apalagi kalau hanya modal mulut manusia. Orang, bisa sesuka hati bercerita padamu tentang hidupnya yang berlarat-larat. Atau, soal kebenciannya terhadap orang lain sambil sibuk melulu menyalahkan semua hal di luar dirinya. Saya menduga, itu semata untuk keperluan melanjutkan hidupnya belaka. Dan memang, cara gampang menyelesaikan perkara selama masih di dunia ini kan, bukankah dengan menyalahkan pihak ketiga? Tapi, ada juga, manusia yang mengutuki diri sendiri seraya menganggap yang terjadi di muka bumi ini seluruhnya perlu ia selamatkan. Meski, ia tahu dirinya bukan resi atau nabi. Dan, yang harus diketahui orang macam itu adalah, tugas menyelamatkan bumi beserta isinya itu, berat. Termasuk mungkin bagi Dilan--tokoh...