Dengan Apa Semestinya Kita Mengisi Ruang-Ruang Intim?
Saya merasa angin Jakarta tak bersahabat di kulit, bukan perkara banyak asap dan printilannya itu. Tapi berasa nggak pas saja, mungkin tersebab peralihan cuaca, mungkin juga karena tubuh sedang tak sesehat biasanya. Saya sedang dalam kondisi yang, dalam Bahasa Jawa disebut: gemreges. Bapak-bapak melintas, jalannya pincang, di bahu kirinya melintang sebuah kayu yang menanggung beban dua kotak pada masing-masing ujungnya. Mas-mas berkumis yang, kaos dan sepatunya berkelir senada hijau toska menata snare drum, cymbal, juga piranti lain di sudut sebuah warung kopi. Mas-mas lain terlihat menyunggi nampan, mengantar pesanan ke meja-meja pelanggan. Dalam perjalanan sebelum sampai ke warung kopi ini, ketika melintas di Jalan Kwini kawasan Senen Jakarta, saya bersisian dengan iring-iringan pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1. Sesaat sebelum sampai ke warung kopi langganan ini, saya juga menyempatkan singgah ke kios babeh di seputaran Menteng dan, dari tempat...