Suwung
Setahun kurang sehari, saya membiarkan blog ini seperti judul tulisan: suwung. Sebetulnya tak murni membiarkan, kadang saya tengok hanya untuk membaca ulang apa yang sudah saya tulis, mengernyit sebentar, mengingat-ingat dalam kondisi apa dan kenapa saya menuliskan itu. Ternyata sebagian besar memalukan. H H H.
Biarlah. Begitulah.
Banyak hal lewat, tak tertulis, tentu saja. Saya sebetulnya ingin cerita banyak. Tentang pameran-pameran yang saya datangi, tentang musik yang saya dengar, film yang saya tonton, kekesalan saya pada penjara society, kesepian saya, lalu kasmaran, kehidupan urban, keinginan pulang ke desa, atau hal lain yang saya anggap menarik--ataupun tidak sih--di tengah rutinitas memburuh. Tapi urung semua. Karena, karena kebanyakan mikir. H H H.
Takut kalau-kalau orang bilang: "Ni nulis apaan sih ini?". Khawatir jikalau blog ini hanya menjadi sampah digital karena berisi curahan hati, tulisan tak berguna, beberapa ungkapan yang boleh jadi hanya saya sendiri yang paham dan sebagainya dan seterusnya. Tapi lalu rasanya kok kepengen nulis, terus merasa: yaudalaya lakuin aja ntar gimana mah ntar weh.
Jadi, mumpung masih Januari, saya akan memulainya sesuai dengan bulan pertama penanggalan masehi. Saya baru sadar sih, tahun lalu saya juga memulai menulis blog pada pertengahan Januari, tepatnya 17 Januari. Semoga tak sama dengan tahun lalu yang akhirnya berhenti ya.
Selain menulis di sini, malam tadi saya juga merapikan beberapa sudut kamar lalu menghapus tulisan di white board dinding kamar sewa yang, sejak 2015 tidak diganti-ganti tulisannya. Hahaha. Parah.
Komentar
Posting Komentar