Jawabanmu dan Keinginan Orang Lain

Apa yang membuat orang yang membosankan di mata banyak orang, mendadak menarik bagimu?

Karena kamu belum sungguh-sungguh mengenal dia?

Kenapa pertanyaanku selalu kamu jawab dengan bertanya balik. Kebiasaan.

Okei. Itu karena kamu belum mengenalnya. Berkenalan lah dulu.


*****

Jawaban saya, ia balas dengan dengusan. Betul belaka, apapun yang keluar dari mulut saya tak akan membuatnya puas. Buktinya, pertanyaan yang saya ganti kemudian dengan pernyataan toh bukan jawaban yang dia inginkan.

Padahal niat saya menjawab dengan pertanyaan adalah membuka kemungkinan lain, mengajak dia berdiskusi. Mencari banyak pilihan jawaban. Ya--kalau dia mengaku sudah kenal betul dengan saya, mestinya dia paham pertanyaan itu adalah basis jawaban saya--untuk menghadirkan, memancing kemungkinan jawaban lain. Dan begitulah obrolan dengan saya yang kelak akan disebut jadi pokok-pokok yang rumit.

Kadang-kadang terbesit oleh saya, ada kalanya orang bertanya, barangkali bukan untuk mendapatkan jawaban, melainkan untuk mengukuhkan apa yang mereka inginkan, jawaban yang hanya ingin mereka dengar. Tapi hanya sebagian yang seperti itu.

Ia begitu. Dan, saya pun kadang begitu pula. Tapi seiring waktu dan beberapa hal yang terlewati, saya mencoba mengerti bahwa sebaiknya membiarkan orang dan jawabannya, dan saya pun: mencari jawaban saya sendiri. Terlalu banyak mempedulikan jawaban--juga keinginan dan harapan--orang lain itu melelahkan, Hidup pun semakin repot. Bukan begitu?

Dan, banyak orang sudah tahu akan hal tersebut. Tapi tetap, ada saja yang masih mau susah payah menetap di jalan yang begituan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Teng-Tong Family!

What is The Most Important Question Human Being Must Answer

MUTEB.