Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Rasa Nomer 27

Gambar
(picture by me, no retouched || eh, yg kulihat sore itu gak kayak gini jg sih.. rada muda gitu warnanya, hek.) Sore kemarin, aku menikmati senja yang seperti ini, denganmu. Tapi hari ini aku menikmatinya sendirian. Semoga kau di sana melihat senja yang sama indahnya dengan yang kulihat sekarang. Eh, eeng kalaupun kau memang melihat senja yang sama, pasti kau melihatnya tak dengan aku. *yaiyalahyaa* ;9 Dan bisa jadi senja itu akan tampak lebih indah. Begitu kah? Sekarang yang kulihat, emm langit biru muda bercampur dengan pink. Perpaduan yang menggemaskan, membuat aku bahagia melihat mereka. Serasi. Seperti kau dan .... emm.. dan aku. Haha. Dan tahukah kau? Semacam ada kamu lho (sekarang) di sampingku. Menanyakan kenapa aku tak lagi suka deru vespa yang hadir di antara kita. Eng, itu karena sudah ada kau yang lebih menarik dari sekedar deru vespa. Dan alasanku itu kuucapkan dengan bahasa lain, serupa senyum yang entah kau artikan apa. *)kau lebih menarik dari sekedar deru vespa, sedang ...

Rasa Nomer 26

Gambar
Haii, Waktuku menulis hanya lima menit saja. Aku tak punya banyak waktu untukmu, tak mau punya tepatnya. Malam ini mungkin malam terakhir untuk aku dan kamu bermanis-manis. Di malam-malam berikutnya, manis hanya akan serupa nostalgia, hehe. Aku harus melawan segala sepi, karena malam setelah ini kau sudah bersama wanita lain. Wanita lain itu bukan aku pastinya, sudah jelas. Yah memang begitu, aku tidak bisa protes. Karena kau tak hanya milikku. Aku sempat membuat harapan dan berniat akan meremajakannya. Harapan bahwa kau hanya milikku, selamanya, sepanjang hayatku, dan entah disuatu kelak, kita akan banyak menghabiskan waktu berdua. Tapi ah, aku hanya akan menunggu kejutan saja sambil terus berdoa. Berupaya mengkerdilkan harapan. Walaupun aku percaya bahwa harapanlah yang membuat hidupku bergairah, namun untuk kasus ini lain ceritanya. Kali ini aku hanya akan menunggu kejutan sambil terus berdoa. Ya, doa itu pasti. Hap! waktuku habis menulis tentangmu untuk malam ini. daaaa. sampai ju...

Rasa Nomer 25

Gambar
Dear sepasang mata, Hai mata. Hee, aku takkan menanyakan tentang kabarmu seperti yang kulakukan pada pembuka suratku yang klise dihari-hari yang lalu. Karena sbg tuan-mu, aku mengerti bahwa kau cukup lelah hari ini. Duhai mata, sabar ya. Percayalah, Tuhan selalu menyertai organ tubuh yg sabar, hehek. Eng, jadi begini ; mgkn malam ini kamu akan dihantui rasa kangen yg sedikit menggebu karena bulu matamu tak bisa saling berciuman lama, hehek. Maav, bukan-y aku cemburu. aku hanya takut, kalau malam ini aku membiarkan kalian lama berciuman mesra, kalian takkan sadar jika tiba-tiba matahari meninggi. Kan nanti aku jadi terlambat pagi, dan pasti-y aku akan sedih karena tak ikut seminar 4 kawanku esok hari. Jadi tolong ya. Melalui surat dalam catatan buku-muka ini, aku memohon kerjasamamu. Trims sekali. ... sun jauh-dekat -ika- *)nah, dgn begini kau bisa membaca suratku kan mata? membaca? em, maksutku melihat dan dibantu temanmu lain-y utk kemudian bisa membaca, hee. (simply pic by me ;p...

Rasa Nomer 24

Rindu, Rindu itu bisa datang kapan saja. Ia mudah datang namun sulit pergi. Kadang rindu datang saat aku melihat foto, kadang rindu datang saat aku mendengar sebuah lagu, kadang rindu datang saat aku tak sengaja menemukan kata yang mirip namanu, atau bahkan kadang rindu datang saat tak ada apa-apa. Tiba-tiba saja, datang. Apakah kau percaya, harus ada jarak untuk menciptakan kerinduan? : )

Rasa Nomer 23

Gambar
..Ini tentang Mama Linda dan Papa Bernad (Photo : captured by ika, retouched by ika || Mama Linda & Papa Bernad :p) Aku punya mama dan papa baru ;q Akhir-akhir ini hobi baruku adalah memanggil teman-teman dekatku dengan tambahan kata mama di depan namanya, agar terdengar mesra dan lovable, begitu pikirku ringkas. Mama Linda, seorang mama yang jinak-jinak merpati demikian juga dengan papa Bernad adalah papa yang malu-malu kucing. Mereka belum resmi menjadi pasangan. Tapi aku sudah senang memanggil mereka dengan sebutan mama dan papa, di sini konteksnya adalah ini panggilan sayang untuk mereka yang (hampir) berpasangan. Keduanya masih abu-abu, abu-abu ranum (wah itu abu-abu yang kek manaaa nyaa?? ;p), maklum masih remaja. Berdasar pada kesoktahuan serta analisis yang sedikit dalam aku pun berani menyimpulkan bahwa mereka berdua (mama Linda dan papa Bernad) sedang terlibat skandal maju kena mundur kena. Peristiwa yang sering kali dialami kawula muda di zaman gelimang kata ini. Maj...