Rasa Nomer 23
..Ini tentang Mama Linda dan Papa Bernad
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOCb9aFg7ok-koOPH0DQVDxSEFE8BfAsY4CjPma1fSn5WdTd1LgqUNhPfJ79G_hNg3SvyZv-JoFyoHzbAf-bD0mub5YDsQI5xhYmEZxYRylQeXiOYTCbwfcpf0Y8Rmcyv9EsxYZz1FBlJH/s320/PC200152.JPG)
Aku punya mama dan papa baru ;q Akhir-akhir ini hobi baruku adalah memanggil teman-teman dekatku dengan tambahan kata mama di depan namanya, agar terdengar mesra dan lovable, begitu pikirku ringkas.
Mama Linda, seorang mama yang jinak-jinak merpati demikian juga dengan papa Bernad adalah papa yang malu-malu kucing. Mereka belum resmi menjadi pasangan. Tapi aku sudah senang memanggil mereka dengan sebutan mama dan papa, di sini konteksnya adalah ini panggilan sayang untuk mereka yang (hampir) berpasangan. Keduanya masih abu-abu, abu-abu ranum (wah itu abu-abu yang kek manaaa nyaa?? ;p), maklum masih remaja. Berdasar pada kesoktahuan serta analisis yang sedikit dalam aku pun berani menyimpulkan bahwa mereka berdua (mama Linda dan papa Bernad) sedang terlibat skandal maju kena mundur kena. Peristiwa yang sering kali dialami kawula muda di zaman gelimang kata ini.
Maju kena mundur kena* ini istilah yang kupakai untuk sikap mau-mau enggak-enggak, malu-malu tapi mau, malu-malu kucing tapi, ah jadi nggak ya, ah nunggu saja, ah si dia sedang apa ya ah, jinak-jinak merpati, masih nyaman begini, aduh sedikit tersiksa pengen sedikit tapi banyak juga boleh, hahaha. Jadi ribet, maju kena mundur kena. Mau maju takut kesonggol, ee mundur juga kesonggol ternyata. Perilaku yang kadang merindukan (hampir) pasangannya, dan secara bersamaan menepis rasa rindu yang terlanjur singgah. Mengelak ketika dicengin. Itu gejala awal, hahaha. Entah ya, ini mengelak nyata atau pura-pura ;9
Lalu, galak. Langsung sewot kalau orang lain menggoda atau menyinggung-nyinggung perihal hubungannya dengan (si hampir) pasangannya. Ya, seperti mama Linda. Tiap kugoda, ia selalu membalas dengan kata :
“Kancuuuuuuuuutttttt.” (dan aku tertawa terbahak-bahak dalam hati, kena kau ;p)
Aku pun membalas,
“Kancut-kancut asmara, kujiplak gambar hati dan kusuka renda-renda di setiap tepi.. ah, kancut asmara, walau kujemur engkau di bawah terik surya, tak kering jua rindu dan ragam rasa. HAHAHA.
Dedicated to my beloved mama ----- dan papa ------.
-much kisses, ur princess, ika- MUAHAHAHAHAHA
Tak ada yang tahu bagaimana kelanjutan kisah mama Linda dan papa Bernad, mereka menjadi sepasang kekasih atau mereka tetap berteman akrab, hee. Yang jelas mereka nyaman bercerita satu sama lain, berkirim pesan pendek secara kontinyu, saling menanyakan kabar, bercanda - saling goda dengan cara yang berbeda dan saling mendoakan keselamatan satu dengan lainnya. Ya, menjadi sepasang kekasih memang tak hanya butuh itu saja, dan berteman akrab pun juga tak hanya seputar itu saja, bisa lebih. Keduanya adalah pilihan awal cerita dengan akhir yang masih menjadi enigma. *tssaaaaaaah.
Baiklah, walaupun kita tak saling kenal mari saling mendoakan juga untuk kebaikan bersama. Tak hanya pagi, sore pun masih menyisakan ruang untuk kita saling mendoakan satu sama lain.
*maju kena mundur kena : terinspirasi dari salah satu seri film Dono, Kasino dan Indro.
(Photo : captured by ika, retouched by ika || Mama Linda & Papa Bernad :p)
Aku punya mama dan papa baru ;q Akhir-akhir ini hobi baruku adalah memanggil teman-teman dekatku dengan tambahan kata mama di depan namanya, agar terdengar mesra dan lovable, begitu pikirku ringkas.
Mama Linda, seorang mama yang jinak-jinak merpati demikian juga dengan papa Bernad adalah papa yang malu-malu kucing. Mereka belum resmi menjadi pasangan. Tapi aku sudah senang memanggil mereka dengan sebutan mama dan papa, di sini konteksnya adalah ini panggilan sayang untuk mereka yang (hampir) berpasangan. Keduanya masih abu-abu, abu-abu ranum (wah itu abu-abu yang kek manaaa nyaa?? ;p), maklum masih remaja. Berdasar pada kesoktahuan serta analisis yang sedikit dalam aku pun berani menyimpulkan bahwa mereka berdua (mama Linda dan papa Bernad) sedang terlibat skandal maju kena mundur kena. Peristiwa yang sering kali dialami kawula muda di zaman gelimang kata ini.
Lalu, galak. Langsung sewot kalau orang lain menggoda atau menyinggung-nyinggung perihal hubungannya dengan (si hampir) pasangannya. Ya, seperti mama Linda. Tiap kugoda, ia selalu membalas dengan kata :
“Kancuuuuuuuuutttttt.” (dan aku tertawa terbahak-bahak dalam hati, kena kau ;p)
Aku pun membalas,
“Kancut-kancut asmara, kujiplak gambar hati dan kusuka renda-renda di setiap tepi.. ah, kancut asmara, walau kujemur engkau di bawah terik surya, tak kering jua rindu dan ragam rasa. HAHAHA.
Dedicated to my beloved mama ----- dan papa ------.
-much kisses, ur princess, ika- MUAHAHAHAHAHA
Tak ada yang tahu bagaimana kelanjutan kisah mama Linda dan papa Bernad, mereka menjadi sepasang kekasih atau mereka tetap berteman akrab, hee. Yang jelas mereka nyaman bercerita satu sama lain, berkirim pesan pendek secara kontinyu, saling menanyakan kabar, bercanda - saling goda dengan cara yang berbeda dan saling mendoakan keselamatan satu dengan lainnya. Ya, menjadi sepasang kekasih memang tak hanya butuh itu saja, dan berteman akrab pun juga tak hanya seputar itu saja, bisa lebih. Keduanya adalah pilihan awal cerita dengan akhir yang masih menjadi enigma. *tssaaaaaaah.
Baiklah, walaupun kita tak saling kenal mari saling mendoakan juga untuk kebaikan bersama. Tak hanya pagi, sore pun masih menyisakan ruang untuk kita saling mendoakan satu sama lain.
*maju kena mundur kena : terinspirasi dari salah satu seri film Dono, Kasino dan Indro.
Komentar
Posting Komentar