Hari Pelepasan Sarjana [HPS]

-
Sudah jadi tradisi di jurusanku (Arsitektur Lanskap) tiap kelulusan, beberapa minggu setelah satu angkatan d'wisuda, ada acara macem peerpisahan ato syukuran karena bliau2 itu sudah diwisuda. nahh, panitianya itu biasanya adik angkatan tiga tahun dibawahnya, contohnya anak angkatanku ni ya.. (angkatan 43) kita jadi panitia HPS'annya anak angkatan 40. begitulah sebelum dan seterusnya. temanya beda-beda, tergantung permintaan yang punya acara. pas HPS'an 39 (panitianya angkatan 42) temanya "malam penganugrahan" jadi kostumnya jas-jasan dan gaun-gaunan gitu (kayaknya), trus mereka pake topeng2 gituuu.. yahh, macem panasonic award ato award2 lainnya gituuu.. ;D

Nah, pas panitianya kita dan yang punya acara angkatan 40, mereka minta tema "kampoeng", setelah berpikir dekor dan acaranya, akhirnya kita dapat konsep acara.. yaitu..
' HAJATAN '
Teman-temanku dan Ucapan selamat datang [rindu bekerja bersama kalian :*]

Jadinya kita ngedekor auditorium thoyib jadi suasana kampuuung abeees... mulai dari sepanjang tangga depan audit, kita pasang obor2 gitu.. (sayang gak ada potonya :o)
trus kita taro sign 'kampung cilanskap di depan pintu masuk.


Foto panitia (dgn dresscode : kampung) deket papan anama Desa Cilanskap =D

Penikmat acara kita buat gak bisa langsung liat panggung, jadi kita bikin ruangan itu ada lorongnya gitu sebelum masuk ke ruang utama, dan di depan ada posko satpam, layaknya posko2 yang ada di kampung2. setelah melewati lorong (gak begitu panjang sih), tibalah di ruang utama, yang dikelilingi sama gerobak makanan dari mulai sekoteng ampe bakso, trus ada juga warung makanan yang isinya jajanan pasar, ada cilok, gethuk, trus ketan uli (ato apa ya itu namanya, lupa, ;p)

Itu dia yang paling kanan adalah si satpam [ado] :)
dari kiri ke kanan [wanti, sugi, ipung, dedi, andi, kaka, dian, iin, ado]

Selain dekornya yang kampung banget, dan penyajian makanan (konsumsi) yang kampung banget juga, kita (si panitianya) juga dresscode'an ala kampung2 gitu lhooo.. ada yang pake kebaya, ada yang jd satpam, ada yg jadi warga biasa (pake kaos putih yg nggembel lengkap dgn sarungnya), ada yg pake baskap (baju garis2 khas orang jawa), sampe ada yg pake baju batik, trus baju adat betawi dan berdandan rapi jali (dia sebagai tokoh terhormat di kampung itu, ceritanya :D)

Here We Are

Dari kiri ke kanan [rido, endy, chan, yogi, budut, alan, saya, repi] -> kami panitianya lho.

Oiyap, kita juga nyiapin pojok poto lhohh.. yang kita pake poto di atas itulah si pojok poto, di sekelilingnya ada tanaman yang kita tata, dan kita bikin gambar foto pedesaan sebagai background poto.. kewren bukaaaannn.. (itu hasil gambar temantemanku yang hebatt! ;D)

Inilah kami si ibu-ibu, kiri ke kanan [ipung, chan, budut, ika, wiwik]
potonya kebanyakan cahaya nih.. =___=' *maph men!



Jajanan pasar dan Gadis-gadis penjaga warung =9


Ini warungnya dan Gadis-gadis penjaga warung (di belakang itu lho si gerobak bakso :D)

Baiklah, sekian laporan tentang acara yang pernah ku nikamati bersama teman-temanku. sampai jumpa di lain waktu!
*Selamat membaca dan menulis!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Teng-Tong Family!

-
Gambar
Setiap orang punya proyek menulis dalam hidupnya, termasuk aku. ketika blogwalking , aku menemukan sebuah program #30harimenulis. Jujur, aku tertarik namun tak berminat mengikutinya. Karena aku menulis masih dengan mood , kadang-kadang mau dan kadang-kadang tidak. Namun lebih banyak tidaknya. Dulu, aku pernah mencoba menulis buku harian, namun hanya bertahan hingga beberapa lembar saja dan setelahnya berhenti. Ketika smp dan sma, aku masih sangat rajin menulis pada buku harian, setiap malam sebelum tidur, aku mengingat-ingat apa yang istimewa hari ini, atau apa saja yang sudah kulakukan hari ini. Namun ketika masuk kuliah, kebiasaanku ini terhenti, aku tak tahu sebabnya dan tak mencari tahu pula. Hiii. Menulis buku harian menjadi penting sebenarnya, sederhana saja. Ketika kita sudah lewat hari-hari yang lalu, tidak menutup kemungkinan kita akan lupa kejadian-kejadian yang terangkai di dalamnya. Buku harian membantu kita menyusunnya. Karena terkadang proses berlangsung begitu cepat,...
Baca lagi .....

What is The Most Important Question Human Being Must Answer

-
Gambar
Ketika saya masih punya kawan ngobrol ngalor-ngidul dan membicarakan apapun tentang kami, di luar kami, atau hal-hal absurd lain, pertanyaan-pertanyaan yang tidak didahului konteks dan begitu saja tercetus seringkali muncul. Kadang-kadang dari saya, lebih banyak dari kawan saya. Meski kerap didahului dengan 'apaan sih', tapi kami berdua, entah kenapa, sama-sama menjawab, membicarakan jawaban itu panjang lebar dan, bisa jadi topik tersendiri yang kalau dijadikan talkshow bisa kali enam atau lima segmen. Ya, sejam atau dua jam, begitu? Panjang memang. Setelah saya ingat lagi sekarang, kenapa bisa betah ya?  Salah satu pertanyaan yang pernah lintas adalah: Apakah pertanyaan terpenting yang harus dijawab manusia? Apa coba? Kawan saya menjawab, bisa jadi: Siapa aku? Siapa kamu? Apa itu manusia? Ada juga jawaban lain: Bagaimana cara kamu bertahan hidup dari penderitaan--demi penderitaan? Jawaban boleh apa saja, tentu saja.
Baca lagi .....

MUTEB.

-
Gambar
Mutty Ebtessam, Kenalkan, ia temanku. Nomer absen pertama, hidupnya di ibu kota yang dihuni banyak raga namun tanpa jiwa, hehe. Walaupun dia orang Jakarta, namun bapaknya asli jawa, Magelang. Muteb namanya, dia suka Jepang. Di awal-awal pertama kami masuk kuliah. Dia dan beberapa kawan yang suka Jepang sangat sering datang bersama menghadiri festival yang diselenggarakan sejumlah organisasi Jepang. Kalau tidak salah. Si kechil, panggilan kesayanganku padanya. Dia punya kucing kesayangan juga, namanya Chemot. Dan meninggal ketika kami tingkat 5 (kalau tidak salah ingat.). muteb mengabarkan berpulangnya kucingnya via sms, dan aku tentu saja mengirim sms belasungkawa padanya. Hehe. Tampak kehilangan yang sangat dari air mukanya. Muteb sangat sayang dengan chemot (= Muteb adalah salah satu penggerak wanita di angkatan kami. Kinerjanya dalam berorganisasi dan perencanaan sebuah acara tidak usah diragukan lagi. Semangatnya bisa setara dengan ibu kartini lah dalam memperjuangkan acara yang d...
Baca lagi .....