Yang Dianggap Berat

Hidup di ibukota membuat sebagian orang menjadi penghuni waktu, kami beranjak dari satu ruang ke ruang lainnya. Tanpa keinginan menetap.

Namun saya jadi cemas, ketika mulai memperlakukan ruang bukan lagi sekadar panggon transit.

Sebagai penghuni waktu, sesungguhnya saya ingin menjadikan ruang sebagai tempat transit belaka, tanpa jangkar--lazimnya berupa benda-benda, momen-momen atau bahkan orang-orang--yang lantas jadi pengikat.

Sebab, biasanya kelak jangkar berkemampuan mengubah ruang menjadi sesuatu yang lebih intim. Kalau sudah begitu, keputusan untuk pergi dari suatu ruang boleh jadi kian pelik. Menjadi gawat, jika jangkar sudah tertambat.

Tapi hidup bergerak. Tentu bisa jadi pada suatu masa, yang terjadi akan sebaliknya. Kita kembali menjadi penghuni waktu, tanpa jangkar yang turun ke dasar. Jika sudah begitu, buat apa pula berlabuh toh juga tak ada lagi itu sauh.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Teng-Tong Family!

What is The Most Important Question Human Being Must Answer

MUTEB.