Rasa Nomor 102
Apakah makhluk bernama lelaki
memang memiliki sifat dasar tidak mau mengalah? Merasa lebih pintar dan
menguasai perempuan. Pada dasarnya, lelaki juga manusia. Jadi pastinya kamu
bisa salah, Kak. Tapi lelaki dan perempuan, memang bukan soal kalah atau
menang.
Sesuatu yang tidak adil kadang
kala menimpa perempuan. Dianggap salah pada peristiwa pelecehan seksual.
Dianggap tidak menjaga diri saat terjadi kekerasan di tengah perjalanan pulang pada
sepertiga malam. Diminta tunduk dan menerima ketika ada larangan yang tak masuk
akal. Diprotes mundur ketika mencoba menjadi alternatif komandan.
***
Malam itu, perempuan dengan air
mata tertahan memulai pembicaraan dengan lelaki penyesap rokok di antara
telunjuk dan jari tengahnya. Perempuan itu menyimpan lara, berharap seperti
kemarau panjang yang kemudian terguyur hujan, perempuan itu menghampiri lelaki
yang selalu ingin terlihat serius itu. Mengawali percakapan dengan sebuah
kalimat: aku ingin bercerita. Lelaki itu menanggapi perempuan dengan bercanda. Perempuan
menganggap itu menyebalkan, lelaki itu tak tahu bahwa perempuan sedang tidak
ingin guyonan. Belakangan perempuan baru tahu, bahwa bisa saja lelaki tak bermaksud
menjawab lara perempuan itu dengan guyonan. Tapi kadang kesadaran datang
terlambat setelah keduanya sama-sama marah.
Tak ada yang dibagi perempuan pada
percakapan hampir tengah malam itu. Lelaki menahan amarah yang pada akhirnya
dituliskan dengan kalimat: lain kali jangan mengulanginya, jika tak ingin
bercerita, jangan pernah mengatakannya.
Perempuan tahu, ternyata
laki-laki tak suka. Tapi apakah lelaki tahu, bahwa perempuan juga tak suka? Perempuan
itu mengalah dan meminta maaf. Selalu muncul pemakluman-pemakluman pada seorang
perempuan, kepada siapa saja. Termasuk kepada lelaki yang kebanyakan tak mau
mengalah.
***
Saya perempuan itu. Saya
mengalah, namun saya menjelaskan kenapa saya marah dan tidak suka. Lelaki itu
pun.
Komentar
Posting Komentar