Rasa Nomer 12

Dari balik jendela aku mendengarmu menyeruku, memintaku untuk keluar. Tapi aku pura-pura tak dengar, bukannya aku tak mau. Tapi aku malas. Malas jika harus bertemu denganmu kemudian berpisah. Kusadari dengan pasti bahwa kita tak bisa bersama selamanya. Kita hanya bisa bersama pada waktu tertentu dengan lama yang telah ditetapkan.

Inginku, kita bertemu sekali lalu seterusnya selalu bersama. Tapi sayang, itu hanya kemauan semu’ku saja. Aku sadar, kau terlalu dingin. Bukan sikapmu padaku, namun memang kau dingin, itu alami. Aku tak tahan lama-lama denganmu. Sebenarnya aku suka padamu. Aku suka suaramu yang tak beraturan namun merdu di telingaku, hingga membuatku rela mematikan mp3 ketika kau datang. Aku suka kau yang membuat aku nyaman membaringkan tubuhku. Aku senang menyentuhmu, membiarkanmu merasakan kehangatan ujung-ujung jariku. Kau butuh kehangatan bukan? Kurasa iya. Hehe. Tiap kali kau datang, aku selalu nyaman bercerita.

Akhir-akhir ini, tiap sore kau rutin mengunjungiku. Bahkan pagi-pagi pun kau sempatkan menemuiku, walaupun kita tak banyak berbincang, tapi aku tahu kau perhatian. Itu terlihat dari caramu membangunkanku di pagi hari. Ah, kau selalu datang beramai-ramai, membuatku tak merasa kesepian. Dan sungguh, ini ramai sekali. Ya, memang Aku suka caramu datang yang tiba-tiba, membuat kejutan di setiap kedatanganmu. Seperti sore ini, kau datang dengan teman-temanmu dan .......


(Gambar diambil dr blog pietoyosusanto || trimakasih mas, hehe *saya ijin nyomot ya.)

Jemuranku basah. Asli. Selamat sore hujan :)

Jangan terlalu ramai membawa teman, desaku berubah sungai karena kau terlalu banyak membawa teman. Hihi, oke-oke jangan protes akan pernyataanku. Aku tahu ini bukan karenamu dan teman-temanmu, sampah di kali-kali terlalu rajin membangun kebahagiaan pagi-siang-sore-malam, hingga kaupun tak dapat jalan lewat.

Sekali lagi, selamat sore hujan, Selamat pagi hujan ^_^

*Bogor sering hujan kalau sore, dan sekarang pun hujan juga hobi datang pagi-pagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Teng-Tong Family!

What is The Most Important Question Human Being Must Answer

MUTEB.