Rasa Nomer 15


Untuk Bapak yang terbapak || 08 Desember 2010

Di tempat terbaik



Assalamualaikum Pak... ^o^/

Halo Bapak yang tampan. Sudah jauh-jauh hari sebenarnya aku nyicil membuat surat untuk Bapak. Biar kelihatannya romantis. Rencananya aku mau taruh di atas pusaramu Pak. Siapa tahu malaikat berbaik hati mengantarkan suratku untukmu. Eh tapi sayang aku nggak pulang ke Bojonegoro, jadi aku posting saja di sini, sekarang kan banyak orang curhat di beginian pak (ini namanya blog). Jadi mungkin saja Tuhan atau malaikat juga ikut baca, hehe.

Dua tahun yang lalu kau masih sering menelponku pagi-pagi buta. Oh bukan hanya pagi saja ya, tapi tiap kali kau punya waktu senggang, kau selalu menelponku. Ketika istirahat mengajar, atau sore hari setelah bikin molen.

"Pakai TM ini nduk.." begitu kan katamu. *)TM = Telpon Murah

Jika kutanya, "Ada apa telpon Pak?"

"Ah, cuma pengen dengerin suara sampeyan saja."

Oh, betapa saat itu aku tersipu, hihi. Bapak pandai merayu ih. Tiap kali aku pulang ke rumah, sepertinya sampeyan tidak pergi untuk selamanya lho pak. Bapak masih selalu ada, sepertinya sampeyan cuma pergi kondangan saja. Karena tiap kali kudengar deru suara motor dari luar, seolah-olah itu suara motor yang sampeyan kendarai.

Oiya, sekarang reza sudah kelas 1 sma, dia diterima di dua sekolah, sekolah yang sama-sama dia suka. tapi dia harus memilih salah satu kan. Dan dia memilih yang di bojonegoro, kurasa karena dia tak mau jauh dengan ibu. Reza tetap senang sepak bola dan ibu tetap saja meminta reza memberikan bolanya kepada lawan. Takut kalau reza cedera, katanya. Dulu sampeyan to yang meyakinkan ibu, tapi sekarang aku percaya ibu punya cara untuk meyakinkan dirinya sendiri. Membiarkan anak-anaknya tumbuh lebih berani. Doakan Reza jadi lelaki pemberani ya Pak.

Maaf ya Pak, aku nggak pernah mengabari, sampeyan pasti selalu menunggu-nunggu. Kenapa ya Pak, aku sekarang seperti jauhh sekali dengan sampeyan, semoga setelah surat ini sampai, kita jadi lebih dekat dan makin rapat ya. Memang kadang diperlukan jarak agar muncul rindu, bukan begitu Pak? Hehe.

Dan ibu, ibu sekarang langsing sekali. Padahal ibu banyak makan. Dagingnya habis dimakan rindu kali ya pak, hee. Ibu sabar (sampeyan pasti lebih mengerti itu dari aku.), selamat ya dapat istri kayak ibu, hehe. Kemarin tanggal 9 oktober, ibuk ulang tahun. Biasanya kita merencanakan beli kado untuk ibu, apa Bapak punya ide lain sekarang? Oiya, kemarin ada yang tiba-tiba ingin ditanyakan ibu kepada bapak. Trus ibu bilang mau sms sampeyan, tapi nggak punya nomernya sampeyan yang baru. Lalu aku bilang, sms Tuhan saja, trus ibu senyum rada ketawa gitu. hee. Eh, ibu sekarang pulang sekolah jam 4 sore Pak, ada yang harus disusun, entah rencana pembelajaran atau administrasi apa gitu. Ibu bilang, kalau ngerjain di rumah ibu sering ngantuk, jadi ibu memilih mengerjakan di sekolah. Lagi pula SK yang baru menyatakan bahwa jam kerja itu sampai jam 14.00 begitu.

Oiya, waktu aku menulis surat ini, aku menerima pesan pendek dari kawanku, kaka namanya. Dia tanya aku sedang apa, kubilang saja aku sedang nulis surat untuk sampeyan, hehe. Ini ritual setiap tanggal 8 desember, begitu kataku. Lalu dia balas:

“Salam untuk bapakmu, maaf aku belum gambar-gambar wajah bapak. Hm..mau foto bapakmu.. hari esok aku gak ada yg terpikirkan bwt kukerjakan.”

Itu isi pesan pendeknya, diterima ya pak salamnya. Aku yakin salam dari kaka itu memiliki nilai estetik yang tinggi, seperti lukisan2nya. Dia pelukis lho pak. Kalo dia nggambar itu, gambarnya bicara, mbois pol, matohlah poko’e. Lukisannya, hmm piye ya, pokonya lucu, eh bukan lucu juga sih.. suram tapi lembut, apiklah Pak pokonya. Kaka sih bilang lukisannya impresionis, mungkin sampeyan paham. Tapi sampeyan kan tahu kalo aku nggak ngerti begituan dan nggak bisa nggambar, apalagi nglukis. Hek. Harap maklum.

Em, aku sekarang sudah semeseter Sembilan pak. Ya, sem-bi-lan. Sudah ah pak, tak ada yg bisa diceritakan kalo tentang aku, selain aku selalu merindukanmu. Hehe. Eh ada deng, aku bingung menulis skripsiku, haha. Mungkin kalau aku curhat pada bapak, bapak pasti punya jawaban yang berbeda. Ah, sayang. Miss iyu pak :D

Wassalam..

Putrimu lho,

ika


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Teng-Tong Family!

What is The Most Important Question Human Being Must Answer

MUTEB.