Rasa Nomer 60
Akhir-akhir ini rasanya beban hidup terasa semakin berat. Tsaaah, LEBAIY!! Tidak, tidak. Begini sebenarnya ceritanya. Saya sudah lulus belajar di tingkat S1. Kemudian itu membuat status saya tidak lain tidak bukan adalah pengangguran. Dan ini membuat saya tertekan sekaligus semangat. Saya harus menghasilkan banyak uang untuk Negara, bayar hutang Negara!! Hahaha. Terdengar appeu sekali (appeu adalah semacam "mbelll", demikian). Tidak, saya harus dapat banyak uang untuk ibu dan adik saya. Persetan orang bilang apa tentang saya dan pekerjaan saya yang tidak ada kaitannya dengan kuliah saya yang selama lima tahun itu. Yang penting saya cari uang halal, dan saya baik-baik saja. Toh mereka semua nggak ngerti kan hidup saya dan apa yang saya alami? Apa mereka mau membiayai adik saya sekolah?? Tentu tidak kan?? Yasudah, kita salaman saja. Dari pada slek.
Akhir-akhir ini saya mendadak penuh emosi dan sentimental terhadap apa yang ada di depan saya. Mungkin karena pengaruh menstruasi. Lhoh?! Nggak nyambung :p
Singkat cerita. Dua minggu terakhir ini saya dipaksa keras untuk mencari banyak literatur dan beberapa kebenaran. Sebenarnya tidak ada yang mengharuskan saya untuk mencari. Ini beban moral saja. Saya harus tiba-tiba mengerti bagaimana kronologi dan perkembangan kasus Munir. Bagaimana menyikapi penindasan hak terhadap kaum minoritas, sebagai contoh kasus Cikeusik. Kemudian, apa yang terjadi dengan (sinetron) Rhesuffle Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mencari tahu akar permasalahan Bailout Bank Century, Pro-Kontra Sri Mulyani yang pada akhirnya saya harus mencari tahu pula apa itu kapitalisme dan neoliberalisme secara detail. Tidak ketinggalan pula kebusukan-kebusukan yang selama ini belum tercium hidung saya, maka sekarang wajib hukumnya untuk menajamkan indera pencium. Belum lagi Occupy Wall Street yang berujung pada ikut-ikutannya Negara kita, menjadi Occupy Jakarta. Haahh. Sungguh banyak. Namun menyenangkan. Hehehe.
Yang paling menyenangkan dari kebenaran yang mulai redup adalah mencari celah cahaya yang akan memijari semua. Hehehe. Mbuh iki piye. Yang penting mari menyelesaikan dulu hal-hal yang harus diselesaikan. Biar ayem, alangkah baiknya dilakukan sambil ngopi, nyokelat dan dasteran ato kathokan endhek. Selamat bertugas. (=
Saya nggak tahu, hal-hal semacam ini akan bertahan lama atau sampai sini saja. Maksud saya, hal-hal yang mengharuskan saya untuk mencari literatur dan lain-lain itu loh.
Oiya, kata teman sma saya. Saya itu orangnya kurang fokus, tidak fokus, tidak punya tujuan dan memiliki motivasi yang jelek, ketika sma. Nah, sekarang sudah lima tahun lewat itu masa sma. Masa’ masih kayak gitu juga, ika? Dan saya hanya tersenyum mengentah. =p
Gambar oleh ika (simpic)
*Postingan saya akhir-akhir ini akan berisi curhatan. Knapa? saya juga nggak tahu kenapa. Dan saya juga nggak ngerti apa alasan saya menggunakan kata ganti Saya dan bukan Aku. hehehe.
Komentar
Posting Komentar