Rasa Nomor 81



~ini cuma keluhan pas 03 September lalu, ndak usah diterusin mbacanya. buat menuh-menuhin blog ae kok.

Membayangkan apa yang terjadi besok.

Malam, seperti malam-malam sebelumnya, nyamuk dan anak-anak di gang, sama-sama berebut cahaya mbulan. Malam ini bulan penuh. Malam ini, pikiran penuh.

Satu per satu datang, menempati tempat yang sama. Jika kamu tak bisa membayangkan, begini ilustrasinya; sebuah gerbong kereta yang mestinya ditempati 50 orang saja, kemudian dari tiap-tiap stasiun datang 25 orang, ada 20 stasiun yang disinggahi. Di stasiun pertama, jumlah penumpang sudah penuh 50, jadi total penumpang dalam kereta hingga tempat tujuan akhir, stasiun ke 21 yakni sekira 550-an. Bisa dibayangkan bagaimana berjejalannya satu gerbong itu. Tiap orang berebut oksigen untuk mengisi rongga di tubuhnya.

Malam ini, saya mengalami hal yang sama dengan gerbong kereta dan penumpang. Satu per satu berjejalan memenuhi otak, pikiran dan hati saya. masih diendapkan, belum sepenuhnya terurai. Butuh waktu. Jujur, saya benar-benar butuh jeda. Selamat malam.


*urip kuwi ojok sambat ae ik.. lakoni aelah, rasah kakean teori. kata saya kemudian pada diri saya sendiri. werrrrr. sekians.

Komentar

  1. Balasan
    1. aishhhhhh.... masih jauhhhh. aku lemah mendeskripsikan sesuatu. kata seorang Oom2 yg pandai menulisaku, aku terlalu abstrak.. hahaha.. terimakasihhh sudah membacaaaa :*

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Teng-Tong Family!

What is The Most Important Question Human Being Must Answer

MUTEB.