Rasa Nomer 52
Bulan separuh.
Di antara subuh kita berjalan, berdua.
Sadar akan jarak yang kita tempuh.
Melewati lorong,
semacam gang yang temaram.
Kau bilang yang kuning rumah Pak RT dan yang putih adalah rumah Pak RW.
Aku bertanya,
“Apa kau mengunjungi Pak RW juga?”
“Ketika itu?” Kau balik tanya dan melanjutkan dengan kata
“Ya.”
Dua hari yang lalu, kita masih bersama.
Ada rencana ada pula nyata.
Segala tak dapat diterka sebelum atau sesudahnya.
Siapa yang sangka kini kita tak lagi bersama.
[Pondok Reisya, 24 Juli 2011]
*ini bukan puisi lohh. ini cerita aja ;p
Komentar
Posting Komentar